AGRICULUTURE SUISTANABLE

Untuk keamanan pangan atau ketahanan pangan?

IVAN SATRIAWAN

Pertanian berkelanjutan merupakan konsep yang di gunakan oleh Lembaga pangan dunia-FAO (Food and Agriculture Organization), untuk menghubungkan antara masalah kebutuhan pangan dengan wacana perubahan iklim. Pertanian berkelanjutan dipandanga FAO sebagai upaya mitigasi penting yang dapat menurunkan emisi karbon . Berdasarkan penelitian FAO, maka sector pertanian sebagai salah satu sector yang menyumbangkan emisi karna dapat meningkatkan temperatur udara antara 1 hingga 2 derajat celcius.

Pengurangan emisi pun telah menjadi kesepakatan global,seperti di sepakati dalam konferensi tingkat tinggi perubahan iklim yang termaktub dalam Paris Agreement. Untuk mengakomodir hal tersebut terdapat permasalahan yaitu: “apakah ada varietas tanaman pangan yang resisten terhadap serangan hama?” kenyataannya, keberadaan hama mendorong penggunaan pestisida besar besaran (berlebihan), bahkan zat aktif yang terkandung dalam pestisida cukup berbahaya bagi lingkungan hidup.

Rencana praktek pertanian berkelanjutan (suistanable),memang ideal,namun kenyataan nya belum mampu memecahkan permasalahan terkait penyediaan varietas tahan hama dan mekanisme mengatasi hama yang paling ampuh adalah dengan menggunakan pestisida (Kimia).
Prinsip pengolahan hama terpadu (Integrated Pest Managament) pada kenyataannya semakin jauh dari ideal, Hal tersebut karena revolosi hijau telah mengubah prinsip petani untuk tidak lagi peduli ekosistem karena lebih terfokus pada pengejaran produsksi yang tinggi. Selain itu, praktek pertanian berkelanjutan seakan-akan melupakan aktor yang seharusnya menjdi faktor pendukung utama, yaitu, petani yang berketahanan. Argumen ini tentunya relevan jika di perhadapkan dengan konsep pertanian berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan iklim.


Negara harus hadir

Negara perlu turun tangan untuk memberikan penyuluhan kepda petani dan melepaskan ketergantungan petani terhadap pestisida (kimia. Diperlukan penyuluhan terhadap bahan aktif yang ada di dalam pestisida.termasuk yang berpengaruh besar(buruk) bagi ekosistem lingkungan hidup. Hal yang paling penting adalah tidak membiarkan petani untuk menghadapi kerentanan tanpa ada pendampingan. Di beberapa negara, pemerintah setempat telah melarang pengguanaan zat aktif yang terkandung dalam insektisida seperti, neonicotindas, carbofuran, abamectin, maupun fipronil. Di Sebagian tempat di Indonesia, insektisida tersebut masih banyak di temui dan di gunakan petani untuk menghalau hama. Apabila konsep ketahanan pangan begitu penting di gaungkan dalam pertanian berkelanjutan(suistanble), maka penting untuk mengangkat harkat petani kecil.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai